Gabungan kelompok tani (GAPOKTAN) yang berada di desa Kebondalem Kidul diketuai oleh pak Tyo. Beliau memimpin 2 kelompok tani. Di desa Kebondalem terdapat dua kelompok tani, yaitu Kelompok Tani Rukun Makmur 1 dan Rukun Makmur 2. Luasan lahan dari kedua kelompok tersebut berbeda.
- Kelompok Tani Rukun Makmur 1
Beranggotakan 60 orang. luas lahan dari Kelompok tani Rukun Makmur 1 berkisar 30,4 ha. Mayoritas tanaman yang ditanam adalah padi. - Kelompok Tani Rukun Makmur 2
Kelompok tani ini beronggatan 97 orang. Luas lahan kelompok tani Rukun Makmur 2 berkisar 15,2 ha. Mayoritas tanaman yang ditanam adalah padi. Terdapat beberapa orang yang menanam sayuran namun skala kecil. Pada musim kemarau biasanya ditanam jagung. Namun, terdapat lahan sawah yang memang teraliri oleh air terus menerus sehingga tidak meungkinkan untuk ditanami palawija.
Petani di Kebondalem Kidul mayoritas menjadi petani penggarap dan penyewa. Namun, juga terdapat petani yang memiliki sawah sendiri. Harga sewa dari lahan sawah milik desa bervariasi. Semakin dekat dengan jalan, harga sewa semakin mahal. Namun, pekerjaan petani ini hanya menajdi pekerjaaan sampingan. Dalam satu tahun, penanaman padi dapat dilakukan hingga 3 periode. Sistem pemanenan padi biasanya petani menjual ke pemborong dimana penjualan tersebut sesuai dengan luasan dari lahan ( per 1500 m2 = Rp 4.000.000 ). Hasil yang didapatkan biasanya 7 kwintal dalam luasan 1200 m2. Dalam kelompok tani baik 1 maupun 2 kebanyakan masih menggunakan pupuk kimia. Hal tersebut karena petani ingin mendapatkan hasil yang baik. Namun, dari segi kesehatan kurang. Terdapat kendala pertanian di desa Kebondalem Kidul adalah lahan yang sering mengalami kebanjiran dan terdapat hama tikus.
Menurut wawancara dengan ketua GAPOKTAN, penggunaan pupuk organik ini sudah dilakukan beliau sejak tahun 2015. Penggunaan pupuk organik ini dilakukan 2 kali dalam seminggu. Hasil tanaman yang didapatkan dari memang berbeda antara pupuk organik dengan pupuk urea. Hal tersebut dapat dilihat dari warna daun, dimana warna daunnya cenderung lebih terang yang memakai urea. Namun, dari segi rendemen yang dihasilkan lebih banyak yang memanfaatkan pupuk organik. Selain memanfaatkan pupuk organik, juga memanfaatkan pestisida alami yang berasal dari asap cair limbah arang. Cairan tersebut digunakan untuk menghilangkan hama.
Pemanfaatan lahan di daerah pemukiman sudah mulai dilakukan oleh pak Tyo. Lahan tersebut berukuran 60 m2. Jenis tanaman yang ditanam adalah bawang merah dan sayuran seperti bayam, kangkung, sawi,dll. Tanaman-tanaman menggunakan pupuk organik cair. Penggunaan pupuk organik ini sudah dilakukan beliau sejak tahun 2015.
Penulis : Abdullah Nasih Ulwan (KKN-PPM UGM JT-139 Prambanan)
infonya keren banget (jempol)